Perbedaan yang Menentukan antara Procurement vs Vendor Management

Layanan Business Coaching – Pada level fundamental, pengadaan dan pengelolaan vendor merupakan dua pilar krusial dalam mengelola rantai pasokan suatu perusahaan. Namun, mereka memiliki perbedaan inti yang esensial dalam pendekatan dan fokusnya. Memahami perbedaan mendasar ini menjadi kunci dalam memperkuat strategi pengelolaan rantai pasokan.

1. Secara Pengertian

Pengadaan, sebagai inti dari rantai pasokan, merangkum keseluruhan proses perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh suatu entitas bisnis. Tahapan awalnya melibatkan identifikasi kebutuhan yang jelas, proses seleksi vendor yang cermat, serta negosiasi yang bertujuan untuk memperoleh kesepakatan yang menguntungkan. Namun, tidak berhenti sampai pada transaksi belaka, melainkan juga mencakup pengiriman tepat waktu dan penyelesaian pembayaran dengan efisiensi.

Sebaliknya, pengelolaan vendor lebih menitikberatkan pada pengawasan kontinu dan manajemen hubungan jangka panjang dengan vendor yang sudah dipilih. Ini melibatkan evaluasi konstan terhadap kinerja vendor, analisis risiko yang mungkin terjadi, pemantauan ketat terhadap kepatuhan kontrak, serta langkah-langkah perbaikan yang diarahkan untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan kerjasama.

2. Fokus yang Berbeda

Pengadaan berfokus pada pembelian efisien dengan mempertimbangkan harga, kualitas, dan waktu pengiriman. Tujuannya adalah memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dengan biaya yang optimal. Di sisi lain, pengelolaan vendor menitikberatkan pada hubungan jangka panjang dengan vendor. Melibatkan pengelolaan hubungan, pemantauan kinerja, penilaian risiko, dan kolaborasi yang erat untuk mencapai tujuan bersama.

3. Tahapan Proses yang Berbeda

Proses pengadaan melibatkan tahapan seperti perencanaan kebutuhan, pencarian vendor, pemilihan, negosiasi, pengiriman, dan pembayaran. Sebaliknya, pengelolaan vendor terfokus pada pemantauan kinerja, audit, pemenuhan kontrak, penyelesaian masalah, pengembangan hubungan, dan peningkatan kerja sama.

4. Waktu dan Fase

Pengadaan terjadi sepanjang siklus pembelian, dari awal hingga akhir proses pembelian. Sebaliknya, pengelolaan vendor merupakan usaha berkelanjutan yang terjadi setelah kontrak pembelian ditandatangani. Ini menitikberatkan pada hubungan jangka panjang dengan vendor selama masa kontrak.

Baca juga 8 Rahasia Strategi Efektif Mengelola Procurement

5. Tujuan

Tujuan utama di balik proses pengadaan adalah memperoleh barang atau layanan yang diperlukan oleh perusahaan dengan biaya yang optimal. Dalam konteks ini, pengadaan diarahkan pada efisiensi finansial, mempertimbangkan aspek kualitas, waktu pengiriman, dan harga yang sesuai. Fokus utamanya adalah meminimalkan biaya akuisisi tanpa mengorbankan kualitas atau kehandalan barang atau layanan yang dibeli.

Sebaliknya, dalam pengelolaan vendor, tujuan utamanya adalah jauh lebih holistik. Selain mempertahankan hubungan yang positif dengan vendor, tujuan ini juga mencakup pengelolaan risiko yang mungkin timbul dari hubungan ini. Manajemen risiko ini terkait dengan evaluasi konstan terhadap kinerja vendor, identifikasi dan mitigasi risiko yang ada, serta peningkatan terus-menerus terhadap proses kerja sama.

Selain itu, tujuan pengelolaan vendor juga berfokus pada memastikan bahwa kinerja vendor sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan. Hal ini mencakup pemantauan terhadap hasil kerja, kepatuhan terhadap standar yang disepakati, dan identifikasi area-area perbaikan untuk meningkatkan hasil kerjasama. Secara keseluruhan, pengelolaan vendor tidak hanya berkutat pada aspek finansial semata, melainkan juga pada aspek relasional, manajemen risiko, dan peningkatan kinerja dalam hubungan bisnis jangka panjang.

Dua aspek ini saling melengkapi dalam memastikan rantai pasokan yang berfungsi secara optimal. Pengadaan yang efisien adalah langkah awal dalam memastikan pasokan yang memadai, sementara pengelolaan vendor yang baik membantu menjaga hubungan yang kuat dan kinerja vendor yang optimal dalam jangka panjang. Kesadaran akan perbedaan ini adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam mengelola rantai pasokan secara holistik.